JK Kritik Keras Kurikulum Merdeka: Nggak Cocok Secara Nasional!
Kamis, 10 Oktober 2024
Edit
Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla atau JK mengkritik kebijakan Kurikulum Merdeka untuk nasional. Jusuf Kalla menilai aturan ini bisa dilakukan untuk satu atau dua sekolah, tapi tidak untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan JK dalam launching dan bedah buku 'Menegakkan Amanat Konstitusi Pendidikan' karya anggota DPR RI yang juga Wakil Ketua Komisi X periode 2019-2024, Dede Yusuf M. Effendi. JK mulanya menyoroti sistem ranking yang dihapuskan sehingga anak tak ada daya juang untuk bersaing.
"Apalagi hilangkan angka ranking-ranking. Dulu cucu saya begitu dapat ranking 2 dan 3 langsung datang lapor, 'Pak, saya nomor 2, saya nomor 3'. Kalau dapat nomor 25 dia hanya diam saja," kelakar JK dalam sambutan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2024).
Ia menyebut dunia saat ini sangat kompetitif. Ia menilai sistem reward and punishment masih sangat relevan.
"Dunia ini dunia kompetitif maka sejak awal bersaing. Pendidikan ini reward and punishment, kalau hanya semua reward tidak akan pernah terjadi disiplin. Semua naik kelas," ujar JK.
JK mengatakan Kurikulum Merdeka tak cocok secara nasional. Ia menyebut kurikulum ini bisa digunakan terbatas.
"Ini semua sistem, saya bicara bahwa Kurikulum Merdeka itu ndak cocok secara nasional. Bisa dilaksanakan terbatas satu sekolah, dua sekolah," ungkapnya.
JK menyinggung salah satu anak temannya yang memiliki sekolah swasta di Jakarta meminta klarifikasi atas ucapan itu. Ia menyebut Kurikulum Merdeka bisa digunakan ketika anak mesti membayar Rp 100 juta untuk masuk dengan fasilitas yang lengkap.
"Bayar berapa itu anak, untuk masuk bayar Rp 100 juta, setiap bulan bayar Rp 10 juta jadi memang bisa dipakai. Nah muridnya cuma 20 sekelas, gurunya 2. Bisa merdeka," ujar Jusuf Kalla.
"Tapi di daerah-daerah yang muridnya 40 orang, satu kelas muridnya 1 (guru), gajinya Rp 5 juta. Bagaimana bisa kasih merdeka?" tanyanya.
JK menyinggung soal sistem pendidikan di Finlandia berhasil lantaran negaranya sudah tergolong maju. Bahkan, fasiltas untuk anak terjamin oleh negara.
"Finland satu kelas cuma 16 dia boleh hari ini main kimia ada labnya, hari ini fisika ada labnya, mau musik ada bandnya, mau olahraga ada tamannya karena income per kapitanya 70.000 Dollar per tahun, kita cuma 4.500 bagaimana mau dimerdekakan?" tutur JK.
Ia pun meminta sistem pendidikan di Indonesia untuk diperbaiki. Ia berharap adanya sistem yang cocok untuk diterapkan bagi anak-anak di Indonesia.
"Itu kesalahan pokok yang terjadi dalam sistem. Jadi mari kita perbaiki sistem yang lebih cocok untuk negara seperti kita," imbuhnya.
Sumber: Detik